Sabtu, 30 Maret 2013

Makalah Oral Trush "BIDAN"


ORAL TRUSH

Definisi
Oral trush adalah terinfeksinya membran mukosa mulut bayi oleh jamur Candidiasis yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak keputihan dan membentuk plak-plak berkeping di mulut, terjadi ulkus dangkal. Biasanya penderita akan menunjukkan gejala demam karena adanya iritasi gastrointestinal.
Etiologi
Oral trush terjadi karena adanya infeksi jamur (Candida albican) yang merupakan organisme penghuni kulit dan mukosa mulut, vagina, dan saluran cerna.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang sangat mudah terlihat pada pasien oral trush adalah lesi di mulut yang berwarna putih dan membentuk plak-plak yang berkeping menutupi seluruh atau sebagian lidah, kedua bibir, gusi, dan mukosa pipi.
Penatalaksanaan
Oral trush pada umumnya bisa sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi lebih baik jika diberikan pengobatan dengan cara berikut.
1.   Bedakan oral trush dengan endapan susu pada mulut bayi.
2.   Apabila sumber infeksi berasal dari ibu, maka ibu harus segara diobati dengan pemberian antibiotik berspektrum luas.
3.   Jaga kebersihan dengan baik, terutama kebersihan mulut.
4.   Bersihkan daerah mulut bayi setelah makan ataupun minum susu dengan air matang dan juga bersih.
5.   Pada bayi yang minum susu dengan menggunakan botol, gunakan teknik steril dalam membersihkan botol susu.

6.   Berikan terapi pada bayi.
a.       1 ml larutan Nystatin 100.000 unit diberikan 4 kali sehari dengan interval setiap 6 jam. Larutan diberikan dengan lembut dan hati-hati agar tidak menyebar luas ke rongga mulut.
b.      Gentian violet 3 kali sehari.



DIAPER RASH


Definisi
Diaper rash adalah kemerahan pada kulit bayi akibat adanya kontak yang terus-menerus dengan lingkungan yang tidak baik.

Etiologi
1.      Tidak terjaganya kebersihan kulit dan pakaian bayi.
2.      Jarangnya mengganti popok setelah bayi bayi BAB atau BAK.
3.      Terlalu panas atau lembabnya udara/suhu lingkungan.
4.      Tingginya frekuensi BAB ( diare).
5.      Adanya reaksi kontak terhadap karet, plastik, dan deterjen.
Tanda dan Gejala
1.      Iritasi pada kulit yang kontak langsung dengan aergen, sehingga muncul eritema.
2.      Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti bokong, alat genetalia, perut bawah, atau paha atas.
3.      Pada keadaan yang lebih parah dapat terjadi papila eritmatosa, vesikula, dan ulserasi.
Penatalaksanaan
1.      Daerah yang terkena ruam popok, tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan terbuka dan tetap kering.
2.      Gunakan kapas halus yang mengandung minyak untuk membersihkan kulit yang iritasi.
3.      Segera bersihkan dan keringkan bayi setelah BAK atau BAB.
4.      Atur posisi tidur anak agar tidak menekan kulit/daerah yang iritasi.
5.      Usahakan memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein (TKTP) dengan porsi cukup.
6.      Perhatikan kebersihan kulit dan tubuh secara keseluruhan.
7.      Jagalah kebersihan pakaian dan alat-alat untuk bayi.
8.      Rendamlah pakaian atau celana yang terkena urine dalam air yang dicampur acidum borium, setelah itu bersihkan tetapi jangan menggunakan sabun cuci, segara bilas dan keringkan.


SEBHORREA

Definisi
Sebhorrea adalah radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang memiliki banyak kelenjar sebaseanya, biasanya di daerah kepala.
Etiologi
Penyebab sebhorrea masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan beberapa faktor penyebab saborrhea, yaitu sebagai berikut.
1.      Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena adanya faktor keturunan dari orang tua.
2.      Intake makanan yang tinggi lemak dan kalori.
3.      Asupan minuman beralkohol.
4.      Adanya gangguan emosi.
Penatalaksanaan
Walaupun secara kausal masih belum diketahui, tetapi penyembuhannya bisa dilakukan dengan obat-obat topikal, seperti sampo yang tidak berbusa (keramasilah kepala bayi sebanyak 2-3 kali per minggu) dan krim selenium sulfida/Hg-presipitatus albus 2%.




FURUNKEL

Definisi
Furunkel (boil atau bisul) adalah peradangan pada folikel rambut, kulit dan jaringan sekitarnya yang sering terjadi pada daerah bokong, kuduk, aksila, badan, dan tungkai. Furunkel dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis.
Etiologi
Furunkel dapat disebabkan oleh bebrapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut.
1.      Iritasi pada kulit.
2.      Kebersihan kulit yang kurang terjaga.
3.      Daya tahan tubuh yang rendah.
4.      Infeksi oleh Staphylococcus aureus.
Patofisologi
Infeksi dimulai dari peradangan pada folikel rambut di kulit (folkulitis) yang menyebar pada jaringan sekitarnya. Radang pus (nanah) yang dekat sekali dengan kulit di sebut pustula. Pustula ini menyebabkan kulit di atasnya sangat tipis, sehingga pus di dalam dapat dengan mudah mengalir keluar. Sementara itu, bisulnya (furunkel) sendiri berada pada daerah kulit yang lebih dalam. Terkadang pus yang berada dalam bisul diserap sendiri oleh tubuh, tetapi lebih sering mengalir sendiri melalui lubang yang ada di kulit.
Tanda dan Gejala
Gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi, bergantung pada beratnya penyakit. Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah sebagai berikut.
1.      Nyeri pada daerah ruam.
2.      Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritmatosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustul.
3.      Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel lalu keluar melalui lobus minoris resistensiae.
4.      Setelah seminggu, umumnya furunkel akan pecah sendiri dan sebagian dapat menghilang dengan sendirinya.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada neonatus dengan furunkel bergantung pada keadaan penyakit yang dialaminya. Asuhan yang biasanya diberikan adalah sebagai berikut.
1.      Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan sendinya.
2.      Jaga kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya.
3.      Berikan pengobatan topikal dengan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk mencengah penularan kedaerah lainnya.
4.      Jangan memijit furunkel, terutama yang letaknya di daerah hidung dan bibir atas karena dapat menyebabkan penyebaran kuman secara hematogen.
5.      Bila furunkel terjadi di daerah yang tidak umum, seperti pada hidung atau teliga, maka berkolaborasilah dengan dokter untuk melakukan insisi.
6.      Jika memungkinkan untuk membuka furunkel, maka lakukanlah dengan cara berikut.
a.       Beri penjelasan pada keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan atau berikan informed consent.
b.      Minta seseorang untuk mememangi anak.
c.       Ambillah sebuah pisau bedah steril dan insisi furunkel dengan segera pada puncaknya saja. Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya untuk membuat jalan keluar bagi pus. Dengan cara ini, pus akan keluar tanpa menganggu sesuatu. Perhatikan pisau bedah, jangan sampai masuk ke dalam karena dapat melukai pembuluh darah saraf.
d.      Berikan analgesik, misalnya aspirin atau parasetamol untuk mengatasi nyeri.
e.       Tutuplah luka dengan kasa kering, usahakan agar satu sudut dari kasa dimasukkan, agar jalan tetap terbuka, sehingga pus dapat keluar.
f.       Bersihkan alat-alat
g.      Ingatkan keluarga untuk mengganti perbannya secara periodik.
7.      Terapi antibiotik dan antiseptik diberikan bergantung pada luas dan beratnya penyakit, misalnya dengan pemberian Achromycin 259 mg sebanyak 3 atau 4 kali per hari.
8.      Bila furunkel terjasdi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang banyak, maka kaji faktor predisposisi adanya diabetes melitus.




MILLIARIASIS

Definisi
Milliariasis di sebut juga sudamina, liken tropikus, biang keringat, keringat buntet, atau prickle heat. Milliariasis adalah dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat tersumbatnya pori kelenjer keringat.

Etiologi
Penyebab terjadinya milliariasis ini adalah udara yang panas dan lembab serta adanya infeksi bakteri.

Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya  milliariasis diawali dengan tersumbatnya pori-pori kelenjar keringat, sehingga pengeluaran keringat tertahan. Tertahannya pengeluaran keringat ini ditandai dengan adanya vesikel miliar di muara kelenjar keringat lalu disusul dengan timbulnya radang dan udema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar yang kemudian diabsorpsi oleh stratum korneum.
Milliriasis sering terjadi pada bayi prematur karena proses diferensiasi sel epidermal dan apendiks yang belum sempurna. Kasus milliariasis terjadi pada 40-50% bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama dan akan menghilang dengan sendirinya pada 3-4 minggu kemudian. Terkadang kasus ini menetap untuk beberapa lama dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya.

Pembagian serta Tanda dan Gejala
Ada dua tipe milliariasis, yaitu milliaria kristalina dan milliaria rubra.
1.      Milliaria kristalina
Milliaria kristalina ini timbul pada pasien yang mengalami peningkatan jumlah keringat, seperti pasien demam yang terbaring ditempat tidur. Lesinya berupa vesikel yang sangat supersial, bentuknya kecil, dan menyerupai titik embun berukuran 1-2 mm. Umumnya, lesi ini timbul setelah keringat, vesikel mudah pecah karena trauma yang paling ringan, misalnya akibat gesekan dengan pakaian. Vesikel yang pecah berwarna jernih dan tanpa reaksi peradangan, asimptomatik, dan berlangsung singkat. Biasanya tidak ada keluhan dan dapat sembuh dengan sendirinya.
2.      Milliaria Rubra
Milliaria rubra memiliki gambaran berupa papula vesikel dan eritema disekitarnya. Keringat menenmbus ke dalam epidermis, biasanya disertai rasa gatal dan pesih pada daerah ruam dan daerah di sekitarnya, sering juga diikuti dengan infeksi sekunder lainnya dan dapat juga menyebabkan timbulnya impetigo dan furunkel.
Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi, dan balita dengan milliaria bergantung pada beratnya penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan yang umum diberikan adalah sebagai berikut.
1.      Prinsip asuhan adalah mengurangi  penyumbatan keringat dan menghilangkan sumbatan yang sudah timbul.
2.      Jaga kebersihan tubuh bayi.
3.      Upayakan untuk menciptakan lingkungan dengan kelembabapan yang cukup serta suhu yang sejuk dan kering, misalnya pasien tinggal diruangan ber-AC atau di daerah yang sejuk dan kering.
4.      Gunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu sempit.
5.      Segera ganti pakaian yang basah dan yang kotor.
6.      Pada milliaria rubra dapat diberikan bedak salisil 2% dengan menambahkan mentol 0,5-2% yang bersifat mendinginkan ruam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar