ORAL TRUSH
Definisi
Oral
trush adalah terinfeksinya membran mukosa mulut bayi oleh jamur Candidiasis
yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak keputihan dan membentuk plak-plak
berkeping di mulut, terjadi ulkus dangkal. Biasanya penderita akan menunjukkan
gejala demam karena adanya iritasi gastrointestinal.
Etiologi
Oral
trush terjadi karena adanya infeksi jamur (Candida albican) yang merupakan
organisme penghuni kulit dan mukosa mulut, vagina, dan saluran cerna.
Tanda dan Gejala
Tanda
dan gejala yang sangat mudah terlihat pada pasien oral trush adalah lesi di
mulut yang berwarna putih dan membentuk plak-plak yang berkeping menutupi
seluruh atau sebagian lidah, kedua bibir, gusi, dan mukosa pipi.
Penatalaksanaan
Oral
trush pada umumnya bisa sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi lebih baik jika
diberikan pengobatan dengan cara berikut.
1. Bedakan
oral trush dengan endapan susu pada mulut bayi.
2. Apabila
sumber infeksi berasal dari ibu, maka ibu harus segara diobati dengan pemberian
antibiotik berspektrum luas.
3. Jaga
kebersihan dengan baik, terutama kebersihan mulut.
4. Bersihkan
daerah mulut bayi setelah makan ataupun minum susu dengan air matang dan juga
bersih.
5. Pada
bayi yang minum susu dengan menggunakan botol, gunakan teknik steril dalam
membersihkan botol susu.
6. Berikan
terapi pada bayi.
a. 1
ml larutan Nystatin 100.000 unit diberikan 4 kali sehari dengan interval setiap
6 jam. Larutan diberikan dengan lembut dan hati-hati agar tidak menyebar luas
ke rongga mulut.
b. Gentian
violet 3 kali sehari.
DIAPER
RASH
Definisi
Diaper rash adalah
kemerahan pada kulit bayi akibat adanya kontak yang terus-menerus dengan
lingkungan yang tidak baik.
Etiologi
1.
Tidak terjaganya kebersihan kulit dan
pakaian bayi.
2.
Jarangnya mengganti popok setelah bayi
bayi BAB atau BAK.
3.
Terlalu panas atau lembabnya udara/suhu
lingkungan.
4.
Tingginya frekuensi BAB ( diare).
5.
Adanya reaksi kontak terhadap karet,
plastik, dan deterjen.
Tanda
dan Gejala
1.
Iritasi pada kulit yang kontak langsung
dengan aergen, sehingga muncul eritema.
2.
Erupsi pada daerah kontak yang menonjol,
seperti bokong, alat genetalia, perut bawah, atau paha atas.
3.
Pada keadaan yang lebih parah dapat
terjadi papila eritmatosa, vesikula, dan ulserasi.
Penatalaksanaan
1. Daerah
yang terkena ruam popok, tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan terbuka
dan tetap kering.
2. Gunakan
kapas halus yang mengandung minyak untuk membersihkan kulit yang iritasi.
3. Segera
bersihkan dan keringkan bayi setelah BAK atau BAB.
4. Atur
posisi tidur anak agar tidak menekan kulit/daerah yang iritasi.
5. Usahakan
memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein (TKTP) dengan porsi cukup.
6. Perhatikan
kebersihan kulit dan tubuh secara keseluruhan.
7. Jagalah
kebersihan pakaian dan alat-alat untuk bayi.
8. Rendamlah
pakaian atau celana yang terkena urine dalam air yang dicampur acidum borium,
setelah itu bersihkan tetapi jangan menggunakan sabun cuci, segara bilas dan
keringkan.
SEBHORREA
Definisi
Sebhorrea
adalah radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang memiliki
banyak kelenjar sebaseanya, biasanya di daerah kepala.
Etiologi
Penyebab
sebhorrea masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang
menyatakan beberapa faktor penyebab saborrhea, yaitu sebagai berikut.
1. Faktor
hereditas, yaitu bisa disebabkan karena adanya faktor keturunan dari orang tua.
2. Intake
makanan yang tinggi lemak dan kalori.
3. Asupan
minuman beralkohol.
4. Adanya
gangguan emosi.
Penatalaksanaan
Walaupun
secara kausal masih belum diketahui, tetapi penyembuhannya bisa dilakukan
dengan obat-obat topikal, seperti sampo yang tidak berbusa (keramasilah kepala
bayi sebanyak 2-3 kali per minggu) dan krim selenium sulfida/Hg-presipitatus
albus 2%.
FURUNKEL
Definisi
Furunkel
(boil atau bisul) adalah peradangan pada folikel rambut, kulit dan jaringan sekitarnya
yang sering terjadi pada daerah bokong, kuduk, aksila, badan, dan tungkai.
Furunkel dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat yang biasa disebut sebagai
furunkulosis.
Etiologi
Furunkel
dapat disebabkan oleh bebrapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Iritasi
pada kulit.
2. Kebersihan
kulit yang kurang terjaga.
3. Daya
tahan tubuh yang rendah.
4. Infeksi
oleh Staphylococcus aureus.
Patofisologi
Infeksi
dimulai dari peradangan pada folikel rambut di kulit (folkulitis) yang menyebar
pada jaringan sekitarnya. Radang pus (nanah) yang dekat sekali dengan kulit di
sebut pustula. Pustula ini menyebabkan kulit di atasnya sangat tipis, sehingga
pus di dalam dapat dengan mudah mengalir keluar. Sementara itu, bisulnya
(furunkel) sendiri berada pada daerah kulit yang lebih dalam. Terkadang pus
yang berada dalam bisul diserap sendiri oleh tubuh, tetapi lebih sering
mengalir sendiri melalui lubang yang ada di kulit.
Tanda dan Gejala
Gejala
yang timbul dari adanya furunkel bervariasi, bergantung pada beratnya penyakit.
Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah sebagai berikut.
1.
Nyeri pada daerah ruam.
2.
Ruam pada daerah kulit berupa nodus
eritmatosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustul.
3.
Nodul dapat melunak menjadi abses yang
berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel lalu keluar
melalui lobus minoris resistensiae.
4.
Setelah seminggu, umumnya furunkel akan
pecah sendiri dan sebagian dapat menghilang dengan sendirinya.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
yang dapat diberikan pada neonatus dengan furunkel bergantung pada keadaan
penyakit yang dialaminya. Asuhan yang biasanya diberikan adalah sebagai
berikut.
1.
Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan
pengobatan dan akan sembuh dengan sendinya.
2.
Jaga kebersihan daerah yang mengalami
furunkel serta daerah sekitarnya.
3.
Berikan pengobatan topikal dengan
kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan nodul. Kompres hangat
dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk mencengah penularan kedaerah lainnya.
4.
Jangan memijit furunkel, terutama yang
letaknya di daerah hidung dan bibir atas karena dapat menyebabkan penyebaran
kuman secara hematogen.
5.
Bila furunkel terjadi di daerah yang
tidak umum, seperti pada hidung atau teliga, maka berkolaborasilah dengan
dokter untuk melakukan insisi.
6.
Jika memungkinkan untuk membuka
furunkel, maka lakukanlah dengan cara berikut.
a. Beri
penjelasan pada keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan atau berikan
informed consent.
b. Minta
seseorang untuk mememangi anak.
c. Ambillah
sebuah pisau bedah steril dan insisi furunkel dengan segera pada puncaknya
saja. Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya untuk
membuat jalan keluar bagi pus. Dengan cara ini, pus akan keluar tanpa menganggu
sesuatu. Perhatikan pisau bedah, jangan sampai masuk ke dalam karena dapat melukai
pembuluh darah saraf.
d. Berikan
analgesik, misalnya aspirin atau parasetamol untuk mengatasi nyeri.
e. Tutuplah
luka dengan kasa kering, usahakan agar satu sudut dari kasa dimasukkan, agar
jalan tetap terbuka, sehingga pus dapat keluar.
f. Bersihkan
alat-alat
g. Ingatkan
keluarga untuk mengganti perbannya secara periodik.
7.
Terapi antibiotik dan antiseptik
diberikan bergantung pada luas dan beratnya penyakit, misalnya dengan pemberian
Achromycin 259 mg sebanyak 3 atau 4 kali per hari.
8.
Bila furunkel terjasdi secara menetap
atau berulang atau dalam jumlah yang banyak, maka kaji faktor predisposisi
adanya diabetes melitus.
MILLIARIASIS
Definisi
Milliariasis
di sebut juga sudamina, liken tropikus, biang keringat, keringat buntet, atau
prickle heat. Milliariasis adalah dermatosis yang disebabkan oleh retensi
keringat tersumbatnya pori kelenjer keringat.
Etiologi
Penyebab
terjadinya milliariasis ini adalah udara yang panas dan lembab serta adanya
infeksi bakteri.
Patofisiologi
Patofisiologi
terjadinya milliariasis diawali dengan
tersumbatnya pori-pori kelenjar keringat, sehingga pengeluaran keringat
tertahan. Tertahannya pengeluaran keringat ini ditandai dengan adanya vesikel
miliar di muara kelenjar keringat lalu disusul dengan timbulnya radang dan
udema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar yang kemudian diabsorpsi oleh
stratum korneum.
Milliriasis
sering terjadi pada bayi prematur karena proses diferensiasi sel epidermal dan
apendiks yang belum sempurna. Kasus milliariasis terjadi pada 40-50% bayi baru
lahir. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama dan akan menghilang dengan sendirinya
pada 3-4 minggu kemudian. Terkadang kasus ini menetap untuk beberapa lama dan
dapat menyebar ke daerah sekitarnya.
Pembagian
serta Tanda dan Gejala
Ada
dua tipe milliariasis, yaitu milliaria kristalina dan milliaria rubra.
1. Milliaria
kristalina
Milliaria kristalina ini timbul pada pasien yang
mengalami peningkatan jumlah keringat, seperti pasien demam yang terbaring
ditempat tidur. Lesinya berupa vesikel yang sangat supersial, bentuknya kecil,
dan menyerupai titik embun berukuran 1-2 mm. Umumnya, lesi ini timbul setelah
keringat, vesikel mudah pecah karena trauma yang paling ringan, misalnya akibat
gesekan dengan pakaian. Vesikel yang pecah berwarna jernih dan tanpa reaksi
peradangan, asimptomatik, dan berlangsung singkat. Biasanya tidak ada keluhan
dan dapat sembuh dengan sendirinya.
2.
Milliaria
Rubra
Milliaria rubra memiliki gambaran berupa papula
vesikel dan eritema disekitarnya. Keringat menenmbus ke dalam epidermis,
biasanya disertai rasa gatal dan pesih pada daerah ruam dan daerah di
sekitarnya, sering juga diikuti dengan infeksi sekunder lainnya dan dapat juga
menyebabkan timbulnya impetigo dan furunkel.
Penatalaksanaan
Asuhan
yang diberikan pada neonatus, bayi, dan balita dengan milliaria bergantung pada
beratnya penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan yang umum diberikan adalah
sebagai berikut.
1. Prinsip
asuhan adalah mengurangi penyumbatan
keringat dan menghilangkan sumbatan yang sudah timbul.
2. Jaga
kebersihan tubuh bayi.
3. Upayakan
untuk menciptakan lingkungan dengan kelembabapan yang cukup serta suhu yang
sejuk dan kering, misalnya pasien tinggal diruangan ber-AC atau di daerah yang
sejuk dan kering.
4. Gunakan
pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu sempit.
5. Segera
ganti pakaian yang basah dan yang kotor.
6. Pada
milliaria rubra dapat diberikan bedak salisil 2% dengan menambahkan mentol
0,5-2% yang bersifat mendinginkan ruam.